Abu Bakar Ash-Shiddiq, siapa yang tak kenal beliau. Sahabat terkemuka Rasulullah ﷺ dan termasuk salah seorang dari al-sabiqun al-awwalun (Q.S. At-Taubah/9: 100), gelar yang ditujukan bagi orang-orang yang pertama kali masuk Islam dan menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad ﷺ . Sahabat yang telah menemani Rasulullah ﷺ sejak kecil dan ikut pula merasakan suka duka perjuangan dakwah Rasulullah ﷺ. Sahabat yang mendapat julukan ash-shiddiq al-akbar, karena beliau adalah pemimpin para insan yang telah mencapai derajat ash-shiddiqin.

Abu Bakar bernama asli Abdul Ka’bah. Beliau lahir dari pasangan suami-istri Abu Quhafah dan Salma binti Sakhar. Menyukai unta dan pernah ikut ayahnya berdagang ke Suriah pada usia 10 tahun. Seorang pedagang yang sangat terampil, mahir, dan kaya raya, namun tetap menunjukkan nilai-nilai budi pekerti luhur yang jarang sekali terlihat pada kaumnya pada zaman jahiliah. Beliau merupakan teman karib dan sahabat Rasulullah ﷺ, karena usianya memang tidak terpaut jauh. Dan ketika menyatakan diri sebagai seorang muslim, nama beliau berganti menjadi Abdullah bin Abi Quhafah.

Kisah tentang islamnya Abu Bakar tidak lepas dari mu’jizat Nabi Muhammad ﷺ yang diperlihatkan kepada beliau. Kisah tersebut berawal dari sebuah mimpi yang Abu Bakar alami ketika sedang berdagang di Syam. Dalam mimpinya, Abu Bakar melihat matahari dan bulan berada dalam pangkuannya. Abu Bakar mengambil matahari dan bulan tersebut dengan kedua tangannya dan kemudian merangkul dan mendekapnya di depan dada layaknya seorang ibu yang sedang menggendong dan memeluk bayinya. Setelah itu, Abu Bakar menyelimuti matahari dan bulan tersebut dengan sebuah selendang yang dimilikinya.

Tatkala Abu Bakar tersadar dan bangun dari tidurnya, beliau pergi ke seorang pendeta beragama Nasrani untuk menanyakan apa takwil dari mimpi yang dilihatnya semalam. Abu Bakar mendatangi sang Pendeta dan menceritakan dengan detail apa yang ia saksikan pada malam itu. Abu Bakar pun meminta tafsir mimpi dari sang Pendeta. Sebelum memenuhi permintaan Abu Bakar, Pendeta itu bertanya terlebih dahulu kepada Abu Bakar, “Dari mana asal engkau?”

Abu Bakar menjawab, “Makkah.”

“Dari kabilah mana engkau berasal?”

“Dari Kabilah Taim.”

“Apa pekerjaanmu?”

“Berdagang.”

Setelah selesai menginterogasi Abu Bakar, sang pendeta pun menjawab pertanyaan Abu Bakar. Dia berkata, “Akan ada seorang lelaki yang hidup pada masamu yang dipanggil dengan nama Muhammad Al-Amin. Dia berasal dari Kabilah Bani Hasyim dan merupakan nabi akhir zaman. Seandainya tidak ada dirinya, niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Tidak akan diciptakan pula Adam dan para nabi serta rasul. Dia adalah pemimpin para nabi dan rasul serta penutup para nabi. Engkau akan masuk dalam ajaran agama yang dibawanya, yakni agama Islam. Dan engkau akan menjadi wazir baginya serta akan menjadi khalifah (pengganti) setelahnya. Ini adalah takbir dari mimpimu.”

Kemudian sang Pendeta menerangkan sumber yang jadi rujukannya dalam menakwil mimpi Abu Bakar sekaligus informasinya tentang nabi akhir zaman, “Aku membaca dan memahami sifat dan ciri-cirinya dari kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Dan sesungguhnya aku telah masuk Islam karenanya, tetapi aku menyembunyikan keislamanku karena khawatir dan takut akan orang-orang Nasrani akan berbuat lalim kepadaku.”

Saat Abu Bakar mendengar takwil dari mimpinya yang merupakan isyarat atas kenabian Muhammad ﷺ, Abu Bakar merasa terenyuh dan terharu. Beliau rindu untuk segera bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ yang merupakan teman sebaya dan masa kecilnya. Abu Bakar pun memutuskan untuk kembali ke Makkah.

Tatkala Abu Bakar telah tiba di Makkah, beliau segera mencari keberadaan Nabi Muhammad ﷺ. Abu Bakar mencari-cari keberadaan Nabi di sudut-sudut Kota Makkah dan di tempat beliau biasa berada. Ketika Abu Bakar menemukan keberadaan Nabi, Abu Bakar tak dapat menahan sedetik pun untuk tidak melihat Nabi Muhammad ﷺ karena kecintaan dan kerinduan beliau yang sangat luar biasa kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Hari demi hari berlalu sejak kedatangan Abu Bakar di Makkah setelah berdagang di negeri Syam. Abu Bakar semakin dekat dengan Nabi karena kecintaannya yang sangat besar. Kemudian pada suatu hari, Nabi Muhammad bertanya kepada Abu Bakar, “Abu Bakar, setiap hari engkau mengunjungiku dan duduk bersamaku, mengapa engkau tidak masuk Islam?”

Sebelum menjawab, Abu Bakar bertanya, ‘Jika benar engkau adalah seorang Nabi utusan Allah Swt., pasti engkau memiliki mukjizat yang dianugerahkan Allah Swt. kepadamu.”

Nabi Muhammad ﷺ pun menjawab, “Apakah masih belum cukup mukjizat yang engkau lihat dalam mimpimu ketika engkau sedang berada di Syam yang kemudian ditakwilkan oleh seorang pendeta dan dia memberitahukan tentang keislamannya?”

Ketika Abu Bakar mendengar jawaban Nabi tersebut, Abu Bakar segera menyatakan dirinya masuk Islam dengan kemantapan hati yang luar biasa. Beliau mengucapkan kalimat syahadat secara langsung di hadapan Nabi Muhammad ﷺ.

Itulah salah satu mukjizat Nabi yang diperlihatkan kepada Abu Bakar. Dan Abu Bakar pun langsung percaya tanpa adanya keraguan sedikit pun setelah mendengar apa yang dikatakan Nabi mengenai mimpinya. Mukjizat tersebut tidak terlepas dari anugerah dan pertolongan Allah ﷻ. kepada Nabi Muhammad ﷺ dalam berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam kepada para kerabatnya secara khusus dan kepada penduduk Makkah secara umum. Wallahu a’lam.

__________________________

Disarikan dari kitab al-Mawa’idz al-‘Ushfuriyyah karya Syekh Muhammad bin Abi Bakar al-‘Ushfuri.

Kontributor : Ahmad Qoys Jamalallail/Al-Bidayah

__________________________

𝗣𝗲𝗿𝗶𝗵𝗮𝗹 𝗜𝗻𝗳𝗼 𝗹𝗲𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽, 𝗰𝗲𝗸 𝗹𝗶𝗻𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗶𝗸𝘂𝘁 : https://yubi.id/metodealbidayah

MASUK ISLAM KARENA TAKWIL MIMPI PENDETA