ANTARA ‘ATHAF BAYAN DAN NA’AT

Athaf bayan adalah bentuk pengathafan yang tidak menggunakan huruf athaf. Athaf bayan “hampir” menyerupai naat, karena dalam konteks athafbayan antara ma’thuf dan ma’thufalaih harus ada kesesuaian (muthabaqah) tidak hanya dari sisi i’rabnya saja, akan tetapi juga harus sesuai dari sisi mufrad – tatsniyah – jamaknya, mudzakkar – muannatsnya dan ma’rifat – nakirahnya, sebuah kesesuaian yang juga dituntut terjadi antara naat dan man’ut.

Yang membedakan dengan na’at hanyalah terletak pada; bahwa na’at harus terbuat dari isimsifat, sedangkan athafbayan justru harus terbuat dari isimjamid. Athafbayan memiliki dua fungsi, yaitu taudlih (menjelaskan) dan takhshish (menghususkan).

Athafbayan dianggap memiliki fungsi taudlih ketika ma’thuf dan ma’thuf alaihnya sama-sama berjenis ma’rifat dan dianggap memiliki fungsi takhshish ketika ma’thuf dan ma’thufalaihnya sama-sama berjenis nakirah.

Dalam konteks ketika athaf bayan memiliki fungsi taudlih, maka status ma’thuf harus lebih ma’rifat/lebih jelas dibandingkan dengan ma’thuf ‘alaih dan ketika ‘athaf bayan memiliki fungsi takhshish, maka status ma’thuf harus lebih spesifik dibandingkan dengan ma’thuf ‘alaih. Contoh:

مِنْ مَاءٍ صَدِيْدٍ artinya: “dari air nanah”

(lafadzصَدِيْدٍ berkedudukan sebagai ma’thuf sedangkan lafadz مَاءٍ berkedudukan sebagai ma’thuf alaih. Dalam konteks contoh ini, athafbayan berfungsi sebagai takhshish karena baik ma’thuf atau ma’thufalaih sama-sama berjenis nakirah. Lafadz صَدِيْدٍ / “nanah” lebih spesifik dibandingkan dengan lafadz مَاءٍ/”air”.)

أَبُوْحَفْصٍعُمَرُ artinya: “Abu Hafs, Umar”

(lafadzعُمَرُ berkedudukan sebagai ma’thuf sedangkan lafadzأَبُوْ حَفْصٍ berkedudukan sebagai ma’thufalaih. Dalam konteks contoh ini, athafbayan berfungsi sebagai taudlih karena baik ma’thuf atau ma’thufalaih sama-sama berjenis ma’rifat. Lafadzعُمَرُ lebih ma’rifat/lebih jelas dibandingkan dengan lafadz أَبُوْ حَفْصٍ )

Dua contoh di atas memberikan penegasan bahwa dalam konteks athafbayan, antara ma’thuf dan ma’thufalaih harus terjadi muthabaqah (kesesuaian), baik dari sisi mufrad-tatsniyah-jamaknya, muadzakkar-muannatsnya, ma’rifat-nakirahnya dan juga i’rabnya; sebuah persyaratan yang juga harus dipenuhi dalam konteks naat-man’ut.

MEMAHAMI PERBEDAAN ANTARA ‘ATHAF BAYAN DAN NA’AT