Pondok Pesantren Al-Bidayah termasuk di antara pondok pesantren yang berlokasi di area pusat kota Jember, tepatnya berada di jalan Moh. Yamin No.3b Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Secara historis, pendirian pondok pesantren al-Bidayah tanpa ada perencanaan layaknya lembaga-lembaga pada umumnya. Berdasarkan penuturan langsung dari pendiri dan pengasuh saat ini, yakni Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag, lahirnya Al-Bidayah berawal dari seorang mahasiswa STAIN Jember (kini UIN KHAS Jember) bernama Muhammad Iqbal asal Jambi yang ingin belajar kitab kuning kepada beliau yang saat itu telah menjadi dosen tetap di kampus tersebut. Tepatnya pada tahun 2003, kegiatan pembelajaran kitab kuning secara privat mulai bergulir. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri yang belajar terus bertambah hingga pada akhirnya terbentuklah Lembaga Kajian Islam AlBidayah.

Mulai tahun 2007, Lembaga Kajian Islam Al-Bidayah secara resmi berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al-Bidayah. Hingga Oktober 2021, santri yang bermukim di Pondok Pesantren Al-Bidayah berjumlah sekitar 360 santri yang berasal dari berbagai daerah dengan jenjang pendidikan mulai tingkat Tsanawiyah (MTs) hingga perguruan tinggi. Sejak berdiri dan hingga saat ini, Pondok Pesantren Al-Bidayah hanya menyediakan pendidikan keagamaan bersifat nonformal, sedangkan pendidikan formal para santri ditempuh di sekolah dan perguruan tinggi di luar pesantren.

Seperti umumnya pondok pesantren, rutinitas kegiatan Pondok Pesantren Al-Bidayah ialah memberikan pendampingan para santri dalam belajar membaca dan memahami kitab kuning. Hanya saja, ciri khas atau diferensiasi dari pesantren alBidayah yang melekat di benak masyarakat adalah pesantren yang fokus pada penguatan bidang kaidah tata bahasa Arab ( nahwu-sharaf ) dengan tutor sebaya ( peer teaching ) sebagai strategi pembelajarannya. Pengakuan publik atas Pesantren Al-Bidayah sebagai pesantren spesialis qawaid bahasa arab semakin terlihat pada tahun 2017. Di tahun itu, Pesantren Al-Bidayah melalui tangan pengasuh secara resmi meluncurkan Metode Al-Bidayah yang memiliki tagline jembatan ngaji kitab kuning untuk para pemula. Salah satu kelebihan metode ini adalah mengusung gagasan sistematisasi dalam belajar kitab kuning. Hingga saat ini, buku Metode al-Bidayah telah tersebar dan digunakan di berbagai lembaga dan pesantren di sejumlah daerah, bahkan hingga di luar negeri.

Untuk mendukung dan meningkatkan kualitas keilmuan para santri, Pondok Pesantren Al-Bidayah berkomitmen akan terus menambah koleksi perpustakaan pesantren. Dalam setiap tahunnya, pesantren menganggarkan dana sekitar 60 hingga 80 juta untuk keperluan belanja kitab dan buku. Selain kelengkapan koleksi perpustakaan yang menjadi obsesi, dalam setiap tahunnya (sebelum pandemi) pesantren rutin mengadakan studi banding ke sejumlah pesantren yang sukses melahirkan para lulusan yang berkualitas. Tujuannya adalah agar para santri dapat melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren-pesantren tersebut. Beberapa pesantren yang pernah dikunjungi antara lain; Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Lirboyo, Pesantren Al-Falah Ploso, Pesantren Langitan, Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Pesantren Ma’had Aly Situbondo, Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, dan pesantren-pesantren lainnya. Wallahu A'lam.

______
Kontributor : Moh Syifaul Hisan

PROFIL SINGKAT PONPES AL BIDAYAH JEMBER